KUTAI KARTANEGARA – Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartan...
KUTAI KARTANEGARA – Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara, Supriyadi, menegaskan bahwa deteksi dini menjadi kunci mencegah kondisi pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Apabila terlambat diperiksa, kondisi pasien bisa berakibat fatal.
“Peningkatan kasus DBD tahun ini dipengaruhi perubahan iklim dan lingkungan. Saat musim hujan, genangan air menjadi tempat berkembang biak nyamuk, dan kepadatan penduduk memperbesar potensi penularan,” ujarnya, kemarin.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, seluruh Puskesmas di Kukar wajib menyediakan rapid test DBD agar diagnosis dapat dilakukan lebih cepat. Dinkes juga sedang menyiapkan Instruksi Bupati terkait pemberantasan sarang nyamuk. “Tidak hanya tenaga kesehatan yang berperan, masyarakat juga harus aktif melalui gerakan 3M Plus,” tambah Supriyadi.
Kasus DBD tertinggi tercatat di Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, dan Muara Badak. Supriyadi mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, menguras dan menutup wadah penampungan air, serta mengubur barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Hingga September 2025, jumlah kasus DBD di Kukar mencapai 2.800, meningkat dibanding 2024 yang sekitar 2.000 kasus. Meski meningkat, Dinkes memastikan belum ada korban jiwa, menunjukkan sistem deteksi dini dan penanganan medis di fasilitas kesehatan berjalan optimal.
(adv/nk/Diskominfo Kukar)
