SAMARINDA – Untuk menyelesaikan masalah relokasi yang bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak, maka pendekatan kolaboratif dan komunika...
SAMARINDA – Untuk menyelesaikan masalah relokasi yang bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak, maka pendekatan kolaboratif dan komunikasi terbuka sangat penting. Seperti masalah relokasi Pasar Subuh ke Pasar Beluluq Lingau.
Menurut anggota DPRD Samarinda Viktor Yuan, bahwa proses relokasi pedagang Pasar Subuh ke Pasar Beluluq Lingai kurang komunikasi. Sehingga proses relokasi tersebut menimbulkan kericuhan.
“Kolaboratif dan komunikasi terbuka untuk menyelesaikan masalah relokasi pedagang Pasar Subuh sangat penting. Yang terjadi sekarang, karena kurangnya komunikasi, maka proses relokasinya menimbulkan masalah kericuhan,” ungkap dia, kemarin.
Menurut dia, masalah relokasi pedagang Pasar Subuh membutuhkan solusi inklusif. Lokasi pedagang Pasar Subuh sudah bertahun-tahun dikenal masyarakat. Sehingga, merelokasi mereka tidak bisa langsung dilakukan, tanpa mempertimbangkan dampak penghasilan pedagang Pasar Subuh tersebut.
“Lokasi lama sudah dikenal masyarakat bertahun-tahun. Nah, ketika pedagang Pasar Subuh direlokasi ke tempat baru, tentu perlu penyesesuaian lagi. Bisa saja, masyarakat belum tahu lokasi barunya. Atau, pedagang merasa suasananya tidak mendukung. Karena suasananya tidak sama dengan lokasi lama. Aspek-aspek ini lah yang mesti kita pertimbangkan, untuk mencari solusi inklusif,” ungkap Viktor Yuan.
Dia berharap Pemkot dapat memberikan bantuan. Apakah berbentuk subsidi atau dukungan peningkatan pendapatan pedagang Pasar Subuh yang direlokasi. Supaya mereka tidak terlalu terbebani. “Satu bulan kedepan, kita akan mencoba melakukan pendepatan dan penguatan komunikasi,” kata dia. (adv/gs)