SAMARINDA – Sejumlah pedagang Pasar Subuh mendatangi Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, untuk mengadukan nasibnya usai penertiban ...
SAMARINDA – Sejumlah pedagang Pasar Subuh mendatangi Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, untuk mengadukan nasibnya usai penertiban yang dilakukan Pemkot Samarinda.
DPRD Samarinda menerima kedatangan mereka. Dan, menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Ruang Rapat Utama, Kamis (15/5/2025). Rapat tersebut dihadiri perwakilan Pemkot Samarinda, aparat keamanan, dan sejumlah anggota DPRD Samarinda lintas komisi.
Wakil Ketua DPRD Samarinda, Ahmad Vananzha menyampaikan bahwa tindakan aparat saat melakukan penertiban sangat disayangkan. Karena tindakan tersebut berlebihan. Apalagi mengerahkan aparat yang jumlahnya tidak proposional, hanya untuk menertibkan 8 pedagang Pasar Subuh, yang belum pindah dari lokasi.
“Kalau memang mau membongkar, ya lapaknya saja dibongkar. Jangan sampai menyentuh fisik orang. Kalau memang ada pelanggaran, silakan lapor ke penegak hukum. Jangan sampai ada tindakan kekerasan," ucap dia.
Sedangkan, Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra mengatakan bahwa lahan Pasar Subuh berada di atas tanah milik pribadi. Sekarang, pemilik lahan tersebut tak lagi memberikan izin. Tetapi, langkah penertiban seharusnya tidak dilakukan secara represif.
“Kalau diajak bicara secara baik-baik, saya yakin masyarakat akan patuh. Pendekatan cara humanis akan lebih efektif,” ucap dia.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasar Subuh, Abdus Salam menyampaikan selama ini tidak ada upaya dari pemerintah mengajak berdialog pedagang Pasar Subuh. Baik langsung maupun melalui pesan singkat WhatsApp (WA). “Sampai sekarang tidak ada komunikasi. Terkesan semuanya dipaksakan,” tandas dia.
Dia mengatakan bahwa, para pedagang Pasar Subuh tidak menolak relokasi tersebut. Pedagang hanya ingin dilibatkan saat proses relokasi. Dan mereka bisa diberi ruang mencari solusi bersama.
“Pemerintah terkesan menggiring opini kalau pedagang semena-mena. Kami terbuka, untuk berdialog, para pedagang hanya ingin diperlakukan secara manusiawi. Berikan kami suang mencari solusi bersama-sama,” ucap dia. (adv/nk)